SOKOGURU, JEJU, KOREA SELATAN – Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Budi Santoso (Busan), secara tegas menyuarakan dukungan Indonesia terhadap reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Reformasi WTO dilakukan sebagai langkah penting untuk mengatasi ketegangan perdagangan global dan meningkatnya praktik proteksionisme yang mengancam stabilitas ekonomi dunia.
Dalam pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala pada Kamis,15 Mei/2025 di Jeju, Korea Selatan, Mendag menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat sistem perdagangan multilateral yang adil, terbuka, dan berbasis aturan.
Baca juga: Produk Impor Tak Sesuai Ketentuan Tembus Rp15 Miliar, Kemendag Siap Lakukan Pemusnahan
"Kami percaya bahwa reformasi WTO akan memperkuat relevansi dan efektivitas WTO dalam mengatasi tantangan global saat ini dan masa mendatang," tegas Busan yang didampingi Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag RI, Djatmiko Bris Witjaksono.
Pertemuan tersebut berlangsung di sela Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) pada 15—16 Mei 2025.
Indonesia Soroti Ancaman Proteksionisme
Mendag Budi menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya tren proteksionisme dan tindakan sepihak yang dinilai dapat merusak fondasi sistem perdagangan internasional.
Menurut Busan, WTO adalah satu-satunya lembaga multilateral yang mampu menjembatani konflik perdagangan global secara adil dan transparan.
Baca juga: Kemendag Tegas Larang Impor Baju Bekas, Benarkah Tidak Ada Tren Menjelang Lebaran?
"WTO berdiri di atas prinsip-prinsip fundamental seperti prediktabilitas, transparansi, non-diskriminasi, dan persaingan yang adil. Karena itu, dukungan terhadap reformasi WTO menjadi prioritas Indonesia," ujarnya.
Mendag menegaskan bahwa reformasi harus memperhatikan prinsip special and differential treatment (S&DT), terutama untuk mendukung negara-negara berkembang dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks.
Dirjen WTO Apresiasi Komitmen ASEAN
Sementara itu, Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengapresiasi langkah-langkah aktif yang telah diambil negara-negara anggota ASEAN dalam merespons dinamika perdagangan internasional.
Baca juga: Kemendag Tegas! Pastikan Minyakita Tepat Sasaran dan Bebas Pelanggaran
Ia menekankan pentingnya dialog ketimbang retaliasi sebagai pendekatan utama dalam menyelesaikan persoalan perdagangan.
Ngozi juga berharap seluruh anggota, termasuk Indonesia, dapat memberi dukungan penuh terhadap agenda reformasi WTO agar lembaga ini tetap relevan dan efektif di tengah perubahan lanskap perdagangan global. (*)